Ibu-Ibu : Predator Jalanan
Ibu-Ibu : Predator Jalanan
Dosa hukumnya
memberi label jelek untuk orang yang lebih tua. Tapi jika faktanya benar,
mungkin sah-sah saja. Ibu-ibu sebagai predator jalanan, misalnya, saya yakin
pasti banyak yang setuju? Lampu sen kiri, beloknya ke kanan, kerjaan mamahnya
siapa, tuh? Mengobrol di tengah jalan dengan kenalannya? Parkir motor
pararel tapi dikunci stang karena takut hilang dan bikin bertengkar dengan
suami, walaupun jika ditegur juga galakan dianya. Jemput anak sekaligus 4 dalam
satu motor karena anaknya ingin pulang bersama dengan sahabatnya, ya hanya
ibu-ibu yang bisa melakukan itu tanpa pikir dua kali. Sebenarnya ini melanggar
peraturan lalu lintas, tapi apa boleh buat, toh semakin banyak peraturan
maka semakin banyak yang dilanggar. Betul tidak?
Bicara tentang
peraturan, Indonesia adalah negara yang berlandas hukum dan memiliki pelanggar
hukum yang banyak juga. Yang paling sering terjadi adalah pelanggaran hukum di
jalanan. Tidak pernah ada ceritanya saat ada razia di jalan—mau secara
tiba-tiba atau terjadwal, tak ada satu pun yang kena tangkap melanggar
peraturan, selalu saja ada dan selalu banyak yang tertangkap. Dari banyaknya
pengendara bandel, selalu ada ibu-ibu di dalamnya yang dengan gencar meminta
damai atau marah-marah merasa tidak bersalah dan ingin bebas dari ancaman kena
tilang. Tak jarang pula aksi ibu-ibu yang marah saat ditilang beredar di
televisi atau sosial media sebagai video berantai, orang yang di dalamnya sudah
tahu direkam tapi tetap saja tidak mau mengalah. Jika sudah begini, polisi
harus lebih banyak bersabar dalam menghadapi ibu-ibu, bahkan banyak juga yang
berakhir di jalan ‘damai’ tanpa tilang. Ibu-ibu menang! Hidup ibu-ibu! Hidup predator
jalanan!
Berkali-kali razia
diadakan, ketertiban belum juga dengan benar ditegakkan, peraturan masih
sekadar pasal-pasal yang tertulis tanpa diindahkan, pelanggaran juga tidak
berkurang, jalanan tetap macet, pengendara bandel tanpa lisensi resmi terus
bertambah.
Pengendara tanpa
lisensi resmi atau yang dikenal di Indonesia sebagai SIM (Surat Izin Mengemudi)
berkeliaran tanpa pengetahuan konkrit tentang peraturan lalu lintas yang benar
karena belum pernah diuji sebelumnya, hanya dengan modal nekat turun ke jalan
tanpa tahu etika berkendara yang benar. Hal ini juga yang membuat rawan
kecelakaan. Menurut riset yang dilakukan oleh Queen Rides, angka kecelakaan
yang dialami oleh wanita naik hampir 50% selama dua tahun belakangan ini.
Kecelakaan lalu
lintas yang dialami oleh wanita merupakan bagian dari ancaman hidup yang selalu
menghantui ke mana saja. Niat awalnya berkendara untuk bekerja atau membantu
kepentingan keluarga, seperti antar-jemput anak, membeli bahan makanan di pasar
dan tak jarang juga untuk berangkat kerja. Tapi apa daya, melanggar ya
melanggar dan kecelakaan tak terhindari.
Lim Fahira Jachja,
founder Queen Rides mempunyai kepedulian lebih terhadap kasus ini, maka
ia membuat Queen Rides untuk memberdayakan wanita di ranah berkendara. Komunitas
ini sudah berdiri kurang lebih tiga tahun dengan jumlah anggota lebih dari 350
ribu wanita pengendara yang tersebar di seluruh Indonesia. Para anggotanya
mendapat edukasi mengenai berkendara yang baik dan benar.
"Kami memberikan pemahaman kepada para pengemudi wanita
tentang cara mengemudi yang baik dan aman. Mengapa ini penting? Sebab, 80
persen pengemudi wanita berkendara untuk menjalankan kepentingan
keluarganya," sebut Iim saat menjadi salah satu pembicara dalam acara
Indonesia Women’s Forum 2019 yang diadakan di Gandaria City pada 21 - 22
November 2019 lalu.
Indonesia Women's Forum (IWF) 2019, merupakan ajang pertemuan Berjejaring wanita kelas menengah yang berkarir, berwirausaha, maupun home maker terbesar di Indonesia, kembali menggelar rangkaian konferensi, kelas workshop, dan festival produk lokal untuk kedua kalinya. Pada kesempatan kedua hadir untuk Indonesia, acara ini mengedepankan tema 'inklusif' yang berarti mengajak masuk dan menginstruksikan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, kemampuan status, kondiri, etnik, budaya dan lainnya.
Komentar